Aspek Teknis Dan Teknologi, Aspek Manajemen Operasional, dan Aspek Keuangan PROPOSAL USAHA EMPING GARUT

by - Rabu, Februari 01, 2017


Emping Garut 'Garoot' Rasa Original


Setelah pada artikel sebelumnya tentang Aspek Pasar dan Pemasaran, dan Analisis SWOT yang juga merupakan salah satu rangkaian dalam pembuatan proposal analisa usaha emping garut, sekarang yang dibahas adalah tentang Aspek Teknis Dan Teknologi, Aspek Manajemen Operasional, dan Aspek Keuangan.

ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGI
1.      Kapasitas Produksi Ekonomi Proyek
Untuk permulaan, kapasitas produksi dalam sebulan sebanyak 160 pack, yang masing-masing pack berisi emping garut 75 gram buah. Bentuk packnya hanya satu macam, dan diberi label “Garoot”.
2.      Jenis Teknologi & Penggunaan Mesin dan Peralatan
Beberapa peralatan yang digunakan untuk usaha pembuatan emping garut adalah sebagai berikut: Lap, Tempat bumbu/ perisa makanan, Sendok, Baskom Besar, Baskom Kecil, Alat Press (Siller), Timbangan Kg. Bahan baku dan bahan tambahan yang digunakan untuk proses pembuatan emping garut adalah emping garut matang dan tambahan perisa makanan.


Urutan kerja dalam membuat emping garut siap jual adalah emping garut yang telah matang di sajikan/ dikemas menggunakan plastik-plastik, dan emping garut telah siap dijual/ didistribusikan ke pelanggan dengan tambahan rasa
Beberapa cara untuk mempertahankan kualitas produk:
a.   Mulai pemilihan bahan berupa emping yang harus bermutu baik dan konsisten, tidak mengganti merk bahan baku agar kualitas rasa dapat terjaga.
b.   Kebersihan alat-alat yang digunakan, karena dengan kebersihan, bahan-bahan yang telah berkualitas bagus, tidak akan terkontaminasi dengan bakteri yang berasal dari peralatan produksi.
c.   Pengepakan yang baik dapat mempertahankan kerenyahan emping, sehingga daya tahan emping untuk dijual lebih lama.
d.   Dalam marketing dan mendistribusikan emping, penataan emping harus rapi dan hemat tempat. Selain itu, diatur sedemikian rupa agar emping tetap utuh dan tidak rusak karena emping merupakan makanan yang rentan kerusakan.

ASPEK MANAJEMEN OPERASIONAL
1.      Menyusun Struktur Organisasi & Uraian Tugas
Terdapat empat pemilik usaha pemasaran emping garut, dan masing-masing anggota memiliki peran sebagai berikut:
a.      ketua + keuangan: pemilik bertugas dalam pengambilan keputusan, melakukan pengawasan dan menyusun anggaran sendiri, serta mencatat, mengatur, dan merencanakan masuknya uang yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan, dan melakukan penyimpanan arsip-arsip atau dokumen yang berhubungan dengan usaha itu sendiri.
b.      Bagian pemasaran: bertugas untuk memperluas pangsa pasar dalam mempromosikan produk emping garut tersebut.
c.      unit Produksi: bertugas untuk mengolah bahan emping garut mentah menjadi produk emping garut yang siap dipasarkan. Bagian produksi terdiri atas kegiatan sebagai berikut:
1)     Penyediaan bahan baku: bertugas menyediakan emping garut mentah sebagau bahan olahan produk.
2)     Memasak: menggoreng emping garut mentah menjadi matang, hingga ditiriskan
3)     Proses akhir Dan Pengemasan: Pemberian perisa tambahan hingga pengemasan sehingga siap dijual.

2.      Membuat Action Plan (Rencana Aksi)
Usaha akan dimulai pada bulan November 2016 dengan rencana aksi yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
a.      Mencari bahan baku. Memilih pihak untuk diajak bekerjasama dalam menyediakan bahan baku emping garut mentah. Dari beberapa referensi, terdapat pembuat emping garut di Bantul dan Kulon Progo yang siap menyediakan emping mentah.
b.     Mulai melakukan promosi dan proses produksi ke warung makan, toko kelomtong, penjualan ke instansi/ perusahaan, dan menjualnya melalui online.
A.     ASPEK KEUANGAN
1.      Penerimaan
Besar rencana penerimaan usaha emping dalam satu bulan adalah dengan total penjualan 160 bungkus dengan harga jual @5000, sehingga total penerimaan adalah Rp 800.000,-
2.      Struktur Biaya
a.      Biaya Tetap
Peralatan yang digunakan:


b.     Biaya Tidak Tetap
Biaya variabel atau tidak tetap untuk produksi emping garut adalah sebagai berikut:

Biaya variabel untuk satu bulan adalah sebagai berikut:
1)    Pengolahan        per bulan                                 = 634.000
2)    Pemasaran        Rp 95.000/ 12 bulan                = 7.916
Total Biaya variabel per bulan adalah Rp 641.916

c.      Total Biaya
Total biaya    =       biaya tetap + biaya variabel
                     =       Rp      15.125 + Rp 641.916 =        Rp 657.041

3.      Keuntungan per bulan
Keuntungan         =     Rp 800.000 – Rp 657.041=   Rp 142.959
                           
4.      Analisis Kelayakan Usaha
a.      Analisis R/C (Return Cost Ratio)
adalah perbandingan antara penerimaan dan biaya total.
=   penerimaan/ biaya total
=   Rp 800.000 / Rp 657.041
=                   1,22 (R/C > 1 artinya untung)


b.     Analisis O/I Ratio (Output Input Ratio)
Adalah analisa perbandingan antara output total (Penerimaan) dengan biaya input tidak tetap (biaya variable)
=   penerimaan/ biaya variabel
=   Rp 800.000 / Rp 641.916
=   1,25
c.      Analisis B/C Ratio (Benefit Cost Ratio)
Tidak bisa dihitung karena hanya menggunakan satu teknologi
d.     Break Even Point/ Titik Impas
BE Hasil     =   Biaya total/ harga output     
                   =   Rp 657.041/ Rp 5.000
                   =   132 bungkus

BE Harga   =   Biaya total/ hasil     
                   =   Rp 657.041/ 160

                   =   Rp 4.106


You May Also Like

0 komentar