analisa usahaaspek keuanganemping garutmanajemen operasionalstudi kasus proposal usahateknis dan teknologi
Aspek Teknis Dan Teknologi, Aspek Manajemen Operasional, dan Aspek Keuangan PROPOSAL USAHA EMPING GARUT
Emping Garut 'Garoot' Rasa Original |
Setelah pada artikel
sebelumnya tentang Aspek Pasar dan Pemasaran, dan Analisis SWOT yang juga
merupakan salah satu rangkaian dalam pembuatan proposal analisa usaha emping
garut, sekarang yang dibahas adalah tentang Aspek Teknis Dan Teknologi, Aspek
Manajemen Operasional, dan Aspek Keuangan.
ASPEK
TEKNIS DAN TEKNOLOGI
1. Kapasitas
Produksi Ekonomi Proyek
Untuk permulaan, kapasitas produksi
dalam sebulan sebanyak 160 pack, yang masing-masing pack berisi emping garut 75
gram buah. Bentuk packnya hanya satu macam, dan diberi label “Garoot”.
2. Jenis
Teknologi & Penggunaan Mesin dan Peralatan
Beberapa
peralatan yang digunakan untuk usaha pembuatan emping garut
adalah sebagai berikut: Lap, Tempat bumbu/ perisa makanan, Sendok, Baskom Besar,
Baskom Kecil, Alat Press (Siller), Timbangan Kg. Bahan baku dan bahan tambahan
yang digunakan untuk proses pembuatan emping garut adalah emping garut matang
dan tambahan perisa makanan.
Urutan kerja
dalam membuat emping garut siap jual adalah emping garut yang telah matang di
sajikan/ dikemas menggunakan plastik-plastik, dan emping garut telah siap
dijual/ didistribusikan ke pelanggan dengan tambahan rasa
Beberapa cara untuk mempertahankan kualitas
produk:
a.
Mulai
pemilihan bahan berupa emping yang harus bermutu baik dan konsisten,
tidak mengganti merk bahan baku agar kualitas rasa dapat terjaga.
b.
Kebersihan
alat-alat yang digunakan, karena dengan kebersihan, bahan-bahan yang telah
berkualitas bagus, tidak akan terkontaminasi dengan bakteri yang berasal dari
peralatan produksi.
c.
Pengepakan
yang baik dapat mempertahankan kerenyahan emping, sehingga daya tahan emping untuk dijual lebih lama.
d. Dalam
marketing dan mendistribusikan emping, penataan emping harus rapi dan hemat
tempat. Selain itu, diatur sedemikian rupa agar emping tetap utuh dan tidak
rusak karena emping merupakan makanan yang rentan kerusakan.
ASPEK
MANAJEMEN OPERASIONAL
1. Menyusun
Struktur Organisasi & Uraian Tugas
Terdapat
empat pemilik usaha pemasaran emping garut, dan masing-masing anggota memiliki
peran sebagai berikut:
a. ketua + keuangan:
pemilik bertugas dalam pengambilan keputusan, melakukan pengawasan dan menyusun
anggaran sendiri, serta mencatat, mengatur, dan merencanakan masuknya uang yang
berhubungan dengan kegiatan perusahaan, dan melakukan penyimpanan arsip-arsip
atau dokumen yang berhubungan dengan usaha itu sendiri.
b.
Bagian
pemasaran: bertugas untuk memperluas pangsa
pasar
dalam
mempromosikan produk emping garut tersebut.
c.
unit
Produksi: bertugas untuk mengolah bahan
emping garut mentah menjadi produk
emping garut yang siap dipasarkan. Bagian produksi terdiri
atas kegiatan
sebagai berikut:
1) Penyediaan bahan baku: bertugas menyediakan
emping garut mentah sebagau bahan olahan produk.
2) Memasak: menggoreng emping garut mentah
menjadi matang, hingga ditiriskan
3) Proses akhir Dan Pengemasan:
Pemberian perisa tambahan hingga pengemasan sehingga siap dijual.
2. Membuat
Action Plan (Rencana Aksi)
Usaha
akan dimulai pada bulan November 2016 dengan rencana aksi yang akan dilakukan
adalah sebagai berikut:
a. Mencari bahan baku. Memilih
pihak untuk diajak bekerjasama dalam menyediakan bahan baku emping garut
mentah. Dari beberapa referensi, terdapat pembuat emping garut di Bantul dan
Kulon Progo yang siap menyediakan emping mentah.
b.
Mulai
melakukan promosi dan proses produksi ke warung makan, toko kelomtong,
penjualan ke instansi/ perusahaan, dan menjualnya melalui online.
A. ASPEK KEUANGAN
1. Penerimaan
Besar rencana penerimaan usaha emping dalam satu bulan
adalah dengan total penjualan 160 bungkus dengan harga jual @5000, sehingga
total penerimaan adalah Rp 800.000,-
2. Struktur
Biaya
a.
Biaya
Tetap
Peralatan yang
digunakan:
b.
Biaya
Tidak Tetap
Biaya variabel atau tidak tetap untuk produksi emping
garut adalah sebagai berikut:
Biaya variabel untuk satu bulan adalah
sebagai berikut:
1) Pengolahan per bulan =
634.000
2) Pemasaran Rp 95.000/ 12 bulan =
7.916
Total Biaya variabel per bulan adalah Rp 641.916
c.
Total
Biaya
Total biaya = biaya tetap + biaya
variabel
= Rp
15.125 + Rp 641.916 = Rp 657.041
3. Keuntungan
per bulan
Keuntungan = Rp
800.000 – Rp 657.041= Rp 142.959
4. Analisis
Kelayakan Usaha
a.
Analisis
R/C (Return Cost Ratio)
adalah perbandingan antara penerimaan
dan biaya total.
= penerimaan/
biaya total
= Rp
800.000 / Rp 657.041
= 1,22
(R/C > 1 artinya untung)
b.
Analisis
O/I Ratio (Output Input Ratio)
Adalah analisa perbandingan antara
output total (Penerimaan) dengan biaya input tidak tetap (biaya variable)
= penerimaan/
biaya variabel
= Rp 800.000 / Rp 641.916
= 1,25
c.
Analisis
B/C Ratio (Benefit Cost Ratio)
Tidak bisa dihitung karena hanya
menggunakan satu teknologi
d.
Break
Even Point/ Titik Impas
BE Hasil = Biaya total/ harga
output
= Rp 657.041/
Rp 5.000
= 132
bungkus
BE Harga = Biaya total/ hasil
= Rp 657.041/
160
= Rp
4.106
0 komentar