PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK

by - Rabu, Februari 01, 2017

Penentuan harga jual, terutama untuk harga produk hasil pertanian merupakan unsur penting dalam pengambilan suatu keputusan untuk pertumbuhan usaha yang dilakukan. Kesalahan penentuan harga akan berakibat buruk terhadap usaha yang sedang dibangun, harga yang terlalu tinggi menyebabkan masyarakat enggan membeli dan harga yang terlalu rendah malah menyebabkan konsumen juga enggan membeli karena harga murah dikaitkan dengan kualitas yang belum tentu bagus. Tentu saja, konsumen sasaran menjadi pertimbangan dalam menentukan harga jual atau membuat segmentasi pasar.

DEFINISI HARGA
Horngren,  et  al.  (2008) dalam Gayatri (2013) yang dokumennya dapatdiunduh di sini mengungkapkan  bahwa  biaya  didefinisikan  sebagai  suatu  sumber  daya  yang dikorbankan (sacrified) atau dilepaskan (forgone) untuk mencapai tujuan tertentu. Suatu biaya biasanya diukur dalam unit uang yang harus dikeluarkan dalam rangka mendapatkan barang atau  jasa. Biaya yang dibebankan pada  produk membantu  keputusan  penetapan  harga  dan  untuk menganalisis  bagaimana  tingkat  profitabilitas produk yang berbeda. Pengertian lain menyatakan bahwa biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis  yang diukur dalam satuan uang, yang  telah  terjadi, sedang  terjadi atau yang kemungkinan akan  terjadi untuk  tujuan tertentu.
Definisi tersebut menunjukan bahwa harga yang dibayar oleh pembeli itu sudah termasuk pelayanan yang diberikan oleh penjual karena di dalam produk itu sendiri sudah termasuk pelayanan. Dari sisi penjual, penjual berharap dapat memperoleh sejumlah keuntungan dari harga tersebut. Dalam praktik, harga tidak selaku dinyatakan secara jelas dengan istilah harga karena adanya perbedaan lembaga yang melakukan pemasaran, perbedaan produknya, perbedaan pelanggan, dan perbedaan proses penyampaian produknya (Dharmmesta) dengan dokumen yang dapat diunduh disini.
A.     TUJUAN PENENTUAN HARGA JUAL
Tujuan penentuan harga jual ada bermacam-macam. Tujuan penentuan harga jual yang dilakukan perusahaan terhadap produk yang dihasilkan adalah sebagai berikut (Kotler, 1996:356) dalam Magdalena (2010) yang dapat diunduhdisini:
1.  Kelangsungan hidup perusahaan.
Perusahaan menetapkan tujuan ini apabila menghadapi kelebihan kapasitas produksi, persaingan yang ketat atau perubahan selera konsumen. Dalam hal ini, bertahan hidup lebih utama daripada menghasilkan keuntungan. Demi kelangsungan hidup perusahaan, disusun strategi dengan menetapkan harga jual yang rendah dengan asumsi pasar akan peka terhadap harga.
2.  Peningkatan arus keuntungan.
Perusahaan dapat memaksimalkan laba jangka pendek apabila perusahaan lebih mementingkan prestasi keuangan jangka pendeknya dibandingkan jangka panjang. Perusahaan mempunyai keuntungan untuk menetapkan harga yang dapat memaksimalkan laba jangka pendek dengan anggapan bahwa terdapat hubungan antara permintaan dan biaya dengan tingkatan harga yang akan menghasilkan laba maksimum yang ingin dicapai.
3.  Kepemimpinan kualitas produk.
Dalam hal ini, perusahaan menetapkan harga yang tinggi supaya kualitas produksi tetap terjamin. Ada kemungkinan perusahaan mempunyai keinginan untuk memasarkan produk dengan kualitas tinggi atau ingin menjadi pemimpin dalam kualitas produk di pasarnya. Pada umumnya perusahaansemacam ini menetapkan harga yang tinggi dengan tujuan agar dapat menutup tingginya biaya dalam menghasilkan mutu produk yang tinggi.
4.  Meningkatkan penjualan.
Peningkatan penjualan akan mempengaruhi penerimaan perusahaan, jumlah produksi dan laba perusahaan. Perusahaan selalu menginginkan jumlah penjualan yang tinggi untuk menunjang kelangsungan hidupnya. Peningkatan penjualan dapat dilakukan melalui bauran pemasaran yang agresif. Pengembangan produk dengan memperbarui atau menawarkan produk-produk baru dapat meningkatkan penjualan. Pada satu sisi, perusahaan dapat meningkatkan volume penjualan dengan tetap mempertahankan tingkat labanya. Sedangkan di sisi lain, manajemen dapat memutuskan untuk meningkatkan volume penjualan melalui strategi pemotongan harga atau penetapan harga yang agresif dengan menanggung resiko. 
5.  Mempertahankan dan meningkatkan bagian pasar.
Salah satu strategi yang dapat ditempuh perusahaan adalah mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasar. Banyak perusahaan menetapkan harga yang rendah untuk mempertahankan dan memperbesar pangsa pasar.
6.  Menstabilkan harga.
Perusahaan berupaya menstabilkan harga dengan tujuan untuk menghindari adanya perang harga pada waku permintaan meningkat atau menurun (tidak stabil).
Ada tiga metode-metode penetapan harga yang dimaksud, yaitu: 
1.   Penetapan harga yang berorientasi pada biaya;
Ada beberapa macam metode penetapan harga yang berorientasi pada biaya, seperti:
a.   Metode penetapan harga mark-up atau cost-plus;
b.   Metode penetapan harga rate-of-return atau target return;
c.   Metode penetapan harga break-even;
d.   Penetapan harga biaya variabel.
2.   Penetapan harga yang berorientasi pada persaingan;
Penetapan harga yang berorientasi pada persaingan semacam itu dianggap umum dalam industri dimana terdapat kesulitan dalam menentukan biaya per unit secara akurat.
3.   Penetapan harga yang berorientasi pada permintaan atau pelanggan.
Ada beberapa tujuan penetapan harga yang dapat dipilih oleh pemasar, yaitu memaksimalkan laba, memaksimalkan pendapatan, dan memaksimalkan volume unit.


SELENGKAPNYA TENTANG METODE PENENTUAN HARGA JUAL DAPAT MENGUNDUH FILEPDF DISINI.

You May Also Like

0 komentar