Diberdayakan oleh Blogger.
  • Beranda
  • Tentang Saya
  • Kontak
  • Kuliah
  • Jalan Jalan

Pages

Agricultural Extension

Diawali dari tertariknya saya dengan melihat VLOG Presiden Joko Widodo yang diunggah pada tanggal 28 Februari 2018 dengan judul SATU HARGA, SATU INDONESIA. Harga yang dimaksud adalah harga bahan bakar minyak (BBM) yang dibuat sama di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. VLOG tersebut menceritakan perjuangan mendistribusikan BBM dari Samarinda ke Long Apari di pelosok Kalimantan Timur, dengan kapal dan perahu yang menyusuri sungai berair deras sejauh ratusan kilometer.

Sumber: https://bapenda.jabarprov.go.id/


Distribusi BBM yang tidak mudah disebabkan medan yang tak ramah. Tapi apa pun taruhannya, keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia harus kita wujudkan. Daerah yang terpencil, daerah terdepan, daerah terluar, tetaplah wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (Presiden Joko Widodo, 2018). Itulah beberapa caption yang tercantum di bawah VLOG tersebut.

 a. Kebijakan BBM Satu Harga

BBM yang terjangkau secara otomatis akan membuat harga bahan pokok juga turut terjangkau, mudahnya menjalankan kegiatan-kegiatan produktif, bergeraknya sendi ekonomi, dan pada akhirnya meningkatkan taraf hidup masyarakat. Sebaliknya, BBM yang mahal akan berimbas pada meroketnya harga bahan pokok, sulitnya menjalankan roda ekonomi, dan macetnya kegiatan-kegiatan produktif dalam segala lini. Pada akhirnya, BBM yang mahal hanya akan menjadikan sebuah daerah berjalan di tempat tanpa kemajuan yang berarti. Dan, harus kita akui bersama, fakta yang terakhir ini telah lama terjadi di bumi pertiwi utamanya di daerah terpencil, terdepan, dan terluar (3T) Indonesia.

 BBM adalah salah satu faktor krusial dalam proses produksi dan kegiatan ekonomi masyarakat. Namun, penyebarannya masih menghadapi beberapa kendala, antara lain masih terdapat wilayah tang belum ada lembaga penyalur khususnya di daerah 3T, insfrastruktur jalan darat yang tidak memadai untuk pengiriman BBM, sehingga harus menggunakan armada angkutan laut/ udara, dan belum ekonomisnya jika dibangun lembaga penyalur karena volume yang kecil. Dengan kendala tersebut menyebabkan harga BBM melonjak tinggi terutama di wilayah yang belum ada lembaga penyalur ataupun daerah terpencil. Harga BBM masih timpang antara Pulau Jawa dan luar Pulau Jawa. Dalam info grafis pada gambar 1 terlihat jelas disparitas harga BBM yang sangat tinggi di Papua dan Maluku. Dengan adanya disparitas harga BBM menyebbakan pengeluaran lebih besar bagi konsumen di daerah 3T untuk membeli kebutuhan pokok sehari-hari.

Oleh karena itu, Presiden mencanangkan untuk merealisasikan kebijakan BBM satu harga bertepatan dengan kunjungannya ke Papua, Presiden Joko Widodo mencanangkan Program Satu Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk masyarakat Papua dan daerah-daerah 3T lainnya. Presiden tanpa ragu melancarkan program tersebut ketika meresmikan Bandar Udara Nop Goliat Dekai, Kabupaten Yahukimo, Selasa (18/10/16).

Kegiatan yang dilakukan dalam kebijakan ini antara lain pembangunan lembaga penyalur, peningkatan kapasitas penyimpanan BBM, dan percepatan insfrastruktur darat dan laut. Dengan adanya kebijakan ini, penyeragaman harga BBM dapat terwujud menjadi Rp 6550/ liter untuk premium dan Rp 5150/ liter untuk solar. Manfaat yang diharapkan dapat dirasakan oleh masyarakat Indonesia dengan adanya kebijakan ini adalah menurunkan pengeluaran untuk konsumsi BBM untuk jangka pendek, dan penurunan harga sembako, peningkatan kualitas pendidikan dan kesehatan, dan peningkatan taraf hidup ekonomi masyarakat untuk manfaat jangka panjang

b. Penerapan Kebijakan BBM Satu Harga dan Produk Hukumnya

Dalam rangka melanjutkan komitmen pelaksanaan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor 36 tahun 2016 yang mengatur tentang percepatan pemberlakuan satu harga jenis BBM tertentu dan BBM khusus penugasan secara nasional, Pemerintah telah menetapkan aturan turunanya.

 Aturan turun tersebut adalah Surat Keputusan (SK) Direktur Jenderal Migas terkait lokasi untuk pendistribusian jenis BBM tertentu dan BBM khusus penugasan secara bertahap dari tahun 2017 hingga 2020. SK Dirjen Migas dengan Nomor 09.K/10/DJM.O/2017 tersebut mengatur 148 lokasi yang penugasannya diberikan kepada PT Pertamina (Persero) dan PT AKR Corporindo, Tbk (esdm.go.id, 2018).

Penerapan pendistribusian jenis BBM tertentu dan BBM khusus penugasan di tahap pertama tahun 2017 ini ditargetkan dengan membangun SPBU Mini di 22 lokasi dalam 14 provinsi. Kapasitas tiap SPBU Mini sebesar 5 Kilo Liter/hari yang akan tersebar di Sumatera Barat, Kepulauan Natuna, Provinsi Bengkulu, Kalimantan Utara, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat.

Selanjutnya untuk mempermudah pelaksanaan BBM satu harga, di tahun 2018 akan dibangun Lembaga Penyalur Daerah Terpencil di 45 lokasi yang akan terus ditingkatkan hingga target terpenuhi di tahun 2020. Selain lembaga penyalur, Menteri ESDM, Ignasius Jonan menyatakan, penambahan Agen Premium dan Minyak Solar (APMS) dan penambahan SPBU di daerah juga menjadi faktor penting keberhasilan BBM Satu Harga.

Adapun peta jalan (roadmap )BBM Satu Harga adalah tahun 2017 akan membangun 54 unit lembaga penyalur di daerah yang memiliki infrastruktur darat dan laut cukup baik, tahun 2018 bakal membangun 50 unit lembaga penyalur di daerah dengan infrastruktur darat dan laut yang terbatas, dan di tahun pamungkas (2019) hendak membangun 46 unit lembaga penyalur di daerah yang belum memiliki infrastruktur darat dan laut sama sekali. Total semuanya adalah 150 lembaga penyalur di 148 titik (Pertamina, 2017). Semua titik itu memiliki harga baru yang setara: Premium Rp 6.450/liter dan Solar Rp 5.150/ liter.

Banyak tantangan yang dihadapi oleh Pertamina. Setidaknya ada dua hal yang sedikit menghambat laju Pertamina dalam mengamalkan program BBM Satu Harga: 1) tingginya biaya jalur distribusi dari Sabang sampai Merauke dan 2) krisis harga minyak dunia yang masih fluktuatif. Sementara kapasitas produksi minyak mentah Indonesia belum mampu mencukupi kebutuhan dalam negeri. Pertamina terpaksa harus menanggung biaya distribusi bahan bakar fosil tersebut. Celakanya, biaya distribusi membengkak lantaran keterbatasan infrastruktur. Ongkos distribusi di Papua dan Krayan, Pertamina menanggung Rp 800 Miliar/ tahun. Dengan adanya target 54 lokasi tahun 2017, maka Pertamina mengestimasi ongkos membengkak menjadi Rp 5 triliun/ tahun (Kompas, 2017), gambaran betapa rumitnya perjalanan BBM ke lokasi penyalur di daerah 3T dapat dilihat dalam Gambar 2. Tetapi hal ini bisa disiasati dengan menerapkan konsep subsidi silang dengan memanfaatkan kompensasi dari usaha-usaha milik Pertamina lainnya (bumn.go.id, 2018).


DAFTAR PUSTAKA

Bumn.go.id. 2018. Perjalanan panjang wujudkan harga BBM merata di seluruh Indonesia. Diakses melalui http://www.bumn.go.id/pertamina/berita/1-Perjalanan-panjang-wujudkan-harga-BBM-merata-di-seluruh-Indonesia- pada 2 April 2018 pukul 06:29.

Kompas.id. 2017. Biaya Distribusi Membengkak, Pertamina Berpotensi Menanggung Rp 5 Triliun Per Tahun. Diakses melalui https://kompas.id/baca/ekonomi/2017/04/05/biaya-distribusi-membengkak/ pada 1 April 2018 pukul 22:04.

Pertamina. 2017. BBM Satu Harga. Diakses melalui https://www.youtube.com/watch?v=l8Q7iMM08mQ pada 1 April 2018 pukul 21:35.

Presiden Joko Widodo. 2018. VLOG : Satu Harga, Satu Indonesia. Diakses melalui https://www.youtube.com/watch?v=rcbAixOaMCY&t=111s pada 1 April 2018 pukul 09:23.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
sumber: kumparan.com
Pembangunan Nasional Negara Indonesia secara umum ditujukan untuk mewujudkan kesejahteraan kehidupan masyarakat secara adil dan merata diseluruh pelosok wilayah NKRI, baik yang tinggal di daerah perdesaan (rural area) maupun daerah perkotaan (urban area). Hal ini sesuai dengan tujuan negara yang dituangkan dalam pembukaan UUD 1945, yaitu salah satunya adalah memajukan kesejahteraan umum.
Dalam pelaksanaan pembangunan nasional tersebut sampai saat ini masih banyak ditemukan masalah yang belum dapat dipecahkan, beberapa yang terpenting diantaranya masalah kemiskinan, kesenjangan kemajuan antara wilayah di Kawasan Barat Indonesia (KBI) dan Kawasan Timur Indonesia (KTI), kesenjangan kemajuan antara kotadesa, masalah ketenagakerjaan, masalah lingkungan hidup, dsb. Menurut Bank Indonesia (2007), masalah lainnya adalah kurangnya perhatian kawasan perbatasan yang dianggap kawasan belakang wilayah RI dan tingginya harga BBM, barang-barang kebutuhan sehari-hari, dan bahan bangunan karena masih minimnya sarana transportasi.
Salah satu masalah yang patut menjadi perhatian adalah tingginya harga BBM di daerah 3T (terdepan, terluar, dan terpencil). Harga BBM Premium di Papua berkisar antara Rp25 ribu sampai Rp55 ribu per liter, bahkan pernah mencapai Rp150 – 200 ribu per liter (Majalah Energizing Asia Weekly, 2016). Kabupaten Kapuas Hulu yang berbatasan langsung dengan Sarawak, Malaysia. Harga BBM di sana bisa mencapai Rp 40 ribu per liter (KumparanBisnis, 2017), dan Harga BBM di Pulau Liran, Kabupaten Maluku Barat Daya salah satunya. Daerah yang berbatasan langsung dengan Pulau Atauro, Timor Leste ini masih menjual BBM jenis premium lebih dari 300% di atas harga yang telah ditetapkan oleh pemerintah yakni sebesar Rp6.450 per liter (Okezone Finance, 2017).
Menurut Vice Presiden Corporate Communication PT Pertamina Wianda Pusponegoro yang dikutip dari liputan6.com (2016), beberapa penyebab tingginya harga BBM dibandingkan dengan kota lain di Indonesia adalah tidak adanya lembaga penyalur resmi yang menyebabkan BBM tidak bisa diterima dengan harga sama, kondisi geografis yang sulit ditempuh yang membuat biaya angkut BBM ke wilayah terpencil menjadi lebih tinggi karena harus menggunakan transportasi khusus, dan keterbatasan infrastruktur jalan juga‎ membuat biaya distribusi BBM menjadi mahal.
Dampak dengan mahalnya BBM di daerah 3T mengakibatkan harga bahan-bahan pokok yang dibutuhkan rakyat makin mahal karena distribusi mahal yang diakibatkan oleh harga logistik tinggi. Hal ini dapat mengancam keutuhan nagara dan bangsa Indonesia. Masyarakat perbatasan akan merasa dimarginalkan dan dapat melirik ke negara tetangga yang mempunyai pembangunan lebih maju dibanding Indonesia karena merasa keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia belum dirasakan oleh masyarakat perbatasan.
Demi mewujudkan keadilan energi di seluruh wilayah Indonesia, Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo mencanangkan kebijakan Bahan Bakar Minyak (BBM) Satu Harga. Kebijakan tersebut dilatarbelakangi oleh mahalnya harga BBM di beberapa daerah terutama di Indonesia Bagian Timur. Daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) menjadi fokus Pemerintah dalam mengimplementasikan program BBM Satu Harga. Program BBM satu harga dilakukan mulai tanggal 1 Januari 2017.
Kebijakan BBM satu harga bisa membantu menumbuhkan ekonomi dan memperbaiki kesejahteraan. Karena jelas biaya transportasi akan lebih murah, biaya logistik akan lebih murah, sehingga harga juga akan bisa diturunkan. Kebijakan ini merupakan bentuk perwujudan Nawacita yang berbunyi: “Kami akan membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan”, dan ingin mengamalkan nilai-nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia yang merupakan bentuk implementasi Pancasila (Anwar, 2017).
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, K. 2017. Indonesia, Nawacita, dan BBM Satu Harga. Diakses melalui http://www.khoirulanwar.net/2017/10/indonesia-nawacita-dan-bbm-satu-harga.html pada 1 April 2018 pukul 12:51.

Bank Indonesia. 2007. BOX 3 : Perkembangan Ekonomi Wilayah Perbatasan Provinsi Sulawesi Utara (Kabupaten Kepulauan Talaud). Laporan Perkembangan Ekonomi dan Keuangan Daerah (PEKDA) Provinsi Sulawesi Utara Triwulan II Tahun 2007. Bank Indonesia.

Kumparan Bisnis. 2017. Jokowi: Harga BBM di Perbatasan RI-Malaysia Enam Kali Lipatnya Jawa. Diakses melalui https://kumparan.com/@kumparanbisnis/jokowi-harga-bbm-di-perbatasan-ri-malaysia-enam-kali-lipatnya-jawa pada 1 April 2018 pukul 10:56.

Liputan6.com. 2016. Pertamina Beberkan Penyebab Harga BBM Mahal di Wilayah Terpencil. Diakses melalui http://www.liputan6.com/bisnis/read/2633349/pertamina-beberkan-penyebab-harga-bbm-mahal-di-wilayah-terpencil pada 1 April 2018 pukul 11:35.

Majalah Energizing Asia Weekly. 24 Oktober 2016 NO. 42 TAHUN LII. BBM Satu Harga untuk Papua dan Papua Barat, halaman 1 & 3.

Okezone Finance. 2017. Waduh! Harga BBM di Perbatasan Indonesia-Timor Leste Capai Rp20.000/Liter. Diakses melalui https://economy.okezone.com/read/2017/08/08/320/1751710/waduh-harga-bbm-di-perbatasan-indonesia-timor-leste-capai-rp20-000-liter pada 1 April 2018 pukul 10:57.
Share
Tweet
Pin
Share
No komentar

KONSEP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
DESA SIDOMULYO, KECAMATAN BAMBANGLIPURO,
KABUPATEN BANTUL, DIY




Artikel ini penulis tulis berdasarkan tugas dari mata kuliah Pemberdayaan Masyarakat di Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Yogyakarta Magelang. Nah, lokasi yang menjadi sasaran konsep ini adalah rumah penulis sendiri di Desa Sidomulyo, Kecamatan Bambanglipuro, Kabupaten Bantul, DIY. Kalau ingin kepo dimana tepatnya lokasinya, silakan klik di Google Map dengan link https://goo.gl/maps/ZctCafZWja52.
Sumber gambar: https://www.koranbernas.id/sidomulyo-sentra-wisata-pisang-mulyodadi-gayam/

Komoditas pisang dapat menjadi potensi yang bisa dikembangkan untuk menyejahterakan masyarakat Desa Sidomulyo. Hal ini sesuai dengan kriteria suatu komoditas atau produk unggulan OVOP menurut Kementerian Koperasi dan UKM (2010) dalam Adriani, bahwa produk tersebut merupakan unggulan desa Sidomulyo, bersifat khas dan unik, dan memiliki tampilan dan kualitas produk yang baik, dan nilai tambah produk yang tinggi. Desa Sidomulyo mempunyai produksi pisang tertinggi se-Kecamatan Bambanglipuro, tetapi belum bisa mengangkat kesejahteraan masyarakat.
Program OVOP merupakan program yang tepat sebagai wujud dari ide/gagasan yang dituangkan untuk menyelesaikan permasalahan. Beberapa kegiatan perlu dibuat untuk membantu menyelesaikan masalah petani pisang di Desa Sidomulyo berbasis agribisnis (mulai agroinput hingga agrosupporting).
SDM memegang peranan penting dalam OVOP. SDM yang perlu diajak adalah petani dewasa untuk menangani budidaya pisang (agroinput dan agroproduksi), kelompok wanita tani untuk menangani penanganan dan pengolahan (agroindustri), dan pemuda tani untuk menangani pemasaran dan pengolahan (agromarketing dan agroindustri). Konsep OVOP ini juga menjunjung partisipasi masyarakat, perlu pemimpin yang demokratis, keputusan kelompok merupakan keputusan mufakat dan adanaya peran serta anggota, adanya motivasi pemimpin, sehingga diharapkan muncul komitmen dan partisipasi yang tinggi di tingkat masyarakat
Dengan adanya kesinambungan dan harmonisasi dari seluruh elemen disetiap lapisan tersebut, akan tercipta program yang berkesinambungan juga hingga dapat menghasilkan manfaat yang diharapkan, yaitu kemandirian ekonomi.

Untuk download file tugas kuliahnya, dengan klik link ini: Konsep Pemberdayaan Masyarakat Desa Sidomulyo, Kecamatan Bambanglipuro, Kabupaten Bantul dengan komoditas pisang dengan Pendekatan OVOP/ One Village One Product.

Share
Tweet
Pin
Share
No komentar
Newer Posts
Older Posts

Penulis

Pemuda Bantul- Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan - Suka Belajar - Pemburu Kuliner - Travel Addict

Follow Us

  • Google Plus
  • Instagram
  • Twitter
  • Facebook

Postingan Populer

  • Identifikasi Saluran dan Rantai Pemasaran dan Studi Kasus Kacang Tanah di Bambanglipuro
    Umumnya  saluran  pemasaran  terdiri  atas sejumlah  lembaga  pemasaran  dan  pelaku  pendukung.    Mereka  secara bersama-sama megirimkan ...
  • Identifikasi Lembaga Pemasaran dan Studi Kasus Kacang Tanah di Bambanglipuro
    Menurut Andajani (2012) dengan dokumen yang bisa diunduh disini , lembaga pemasaran adalah badan usaha atau individu yang menyelenggaraka...
  • PENENTUAN HARGA JUAL PRODUK
    Penentuan harga jual, terutama untuk harga produk hasil pertanian merupakan unsur penting dalam pengambilan suatu keputusan untuk pertumbuh...
  • Aspek Teknis Dan Teknologi, Aspek Manajemen Operasional, dan Aspek Keuangan PROPOSAL USAHA EMPING GARUT
    Emping Garut 'Garoot' Rasa Original Setelah pada artikel sebelumnya tentang Aspek Pasar dan Pemasaran, dan Analisis SWOT...
  • Aspek Pasar dan Pemasaran, dan Analisis SWOT dalam PROPOSAL USAHA BISNIS EMPING GARUT
    Emping Garut 'GAROOT' Dalam menjalankan sebuah usaha, diperlukan sebuah perencanaan yang matang dan dituangkan dalam bentuk...

Blog Archive

  • ▼  2018 (6)
    • ▼  Agustus (3)
      • ANALISA KEBIJAKAN JOKOWI : "SATU HARGA BBM, SATU I...
      • Mengapa Jokowi Ingin Menerapkan Kebijakan BBM Satu...
      • KONSEP PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KOMODITAS PISANG DA...
    • ►  Juli (3)
  • ►  2017 (15)
    • ►  Februari (14)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2014 (2)
    • ►  September (2)

Categories

pemasaran hasil pertanian PWMP konsumen pasar stpp yogyakarta pasar pertanian bambanglipuro bantul harga produk kacang tanah penentuan harga produk analisa usaha emping garut karakteristik pasar lembaga pemasaran pangsa pasar produk tani rantai pemasaran saluran pemasaran segmentasi pasar studi kasus proposal usaha SWOT aspek keuangan fungsi pemasaran manajemen operasional penetapan harga produk persaingan sempurna proposal usaha stpp teknis dan teknologi

Created with by ThemeXpose | Distributed By Gooyaabi Templates